Ojo rumangsa bisa, bisaa rumangsa.


We are RPM 9. 100% Indonesian and proud of it.
Hanacaraka diambil dari legenda asal muasal aksara jawa yang mempunyai arti 'Ada Utusan.' Kami ingin halaman ini dapat menjadi utusan dari Indonesia untuk menyampaikan nilai-nilai budaya ke mata dunia.
Selamat Membaca :)
-RPM 9
contact us:
deta valen santa
Pantai Padang Bai, Bali.

Lihat dalam :
Bahasa Inggris (English)

Archives:
Mei 2011

Tari Reog Ponorogo

Anteladan Deta Valen Santa

Template by Elle @ satellit-e.bs.com
Editted by RPM9
Banners: reviviscent
Others: (1 | 2)



Sejarah Aksara Jawa
Rabu, 25 Mei 2011 || 07.20
aksara jawa
           
  Aksara jawa merupakan salah satu budaya yang terombang-ambing di tengah arus globalisasi. Sering kali kita masih menemukan tulisan-tulisan aksara Jawa di papan-papan nama jalan.
Unduh font aksara jawa

                Banyak versi sejarah aksara jawa, baik dengan konsep tradisional maupun dengan konsep ilmiah. Berikut ini akan saya ceritakan Sejarah Aksara Jawa menurut konsep tradisional dengan menggunakan cerita Legenda Aji Saka.
                Awal cerita Aji Saka bersama keempat pengawalnya, Dora, Sembada, Duga, dan Prayoga beristirahat di Pulau Majeti dalam perjalanan menuju Medhangkamulan. Aji Saka dan keempat pengawalnya beristirahat cukup lama di Pulau Majeti.
                Sampai akhirnya Aji Saka memutuskan melanjutkan kembali perjalanannya ke Medhangkamulan. Dengan dikawal kedua pengawalnya Duga dan Prayoga, Aji Saka meneruskan perjalanannya. Sementara Dora dan Sembada tetap di Pulau Majeti menjaga pusaka Aji Saka. Dora dan Sembada diperintahkan untuk menjaga pusaka itu, dan tidak boleh menyerahkan pusaka itu kepada siapapun kecuali Aji Saka mengambilnya sendiri.
                Sampai beberapa waktu lamanya, terdengar kabar bahwa Aji Saka sudah menjadi raja di Medhangkamulan. Dan kabar itu terdengar sampai ke telinga Dora dan Sembada. Mendegar kabar itu, Dora mengajak Sembada meninggalkan Pulau Majeti untuk mengantarkan pusaka Aji Saka yang ditinggal di Pulau Majeti. Sembada dengan keras menolak permintaan Dora dan dia tetap akan menjaga pusaka milik Aji Saka sampai Aji Saka sendiri yang mengambil pusaka itu.
                Akhirnya setelah berdebat dengan Sembada dan tidak membuahkan hasil, Dora berangkat ke Medhangkamulan tanpa membawa pusaka milik Aji Saka. Di Medhangkamulan, Dora menjelaskan bahwa Sembada tetap bersikukuh untuk menjaga pusaka itu sampai Aji Saka mengambilnya sendiri. Mendengar cerita Dora, Aji Saka mengutus Dora kembali ke Pulau Majeti untuk mengajak Sembada ke Medhangkamulan dengan membawa pusaka milik Aji Saka.
                Dora kembali ke Pulau Majeti dengan membawa perintah dari Aji Saka. Namun Sembada tidak percaya pada Dora. Ia tetap bersikukuh menjaga pusaka itu. Dora yang sudah membawa perintah dari Aji Saka tetap mengajak Dora pergi ke Medhangkamulan dengan membawa pusaka itu. Perbedaan pendapat antara Dora dan Sembada tadi akhirnya pecah menjadi peperangan. Mereka berdua berperang dengan menggunakan seluruh kemampuan mereka. Tapi akhirnya mereka berdua mati dalam peperangan itu.
                Menunggu Dora yang tidak datang bersama Sembada, akhirnya Aji Saka mengutus Duga dan Prayoga menyusul Dora. Dan tak lama sesudah itu Duga dan Prayoga kembali dengan membawa kabar bahwa Dora dan Sembada sudah mati karena berperang. Aji Saka yang merasa bersalah akhirnya membuat aksara jawa untuk mengingat-ingat Dora dan Sembada, abdinya yang setia.
HA NA CA RA KA artinya ada utusan
DA TA SA WA LA artinya saling bertengkar
PA DHA JA YA NYA artinya sama-sama kuat
MA GA BA THA NGA artinya semuanya mati
papan nama jalan menggunakan aksara jawa
Photo source: here and here

Label: , ,